Takasugi Shinsuke

Takasugi Shinsuke adalah pemimpin Kiheitai, sebuah organisasi radikal yang bertujuan menggulingkan pemerintahan. Dia juga rival Gintoki sejak kecil.

Awal ngeliat, aku udah suka sama dia. Suka aja sama desainnya. Cowo dengan perban di kepala dan mata tertutup satu, pake yukata ungu bermotif kupu-kupu, rambutnya item dengan highlight senada warna ungu, hobinya duduk-duduk santai sambil main shamisen atau ngisep kiseru, senyumannya psycho tapi justru bikin doki-doki suru. Desain karakternya menarik banget bagiku. Lucu aja gitu.



Sekilas tentang Takasugi
Mulanya, Takasugi adalah antagonis utama di Gintama. Orangnya kejam dan berambisi menghancurkan dunia. Gintoki menjulukinya ‘mastermind’, karena dia adalah otak dari segala kekacauan yang terjadi di Edo. Dia emang jarang terlibat langsung dalam pertempuran, tapi dialah yang merencanakan segalanya. Dia akan menggerakkan orang lain untuk melaksanakan rencana jahatnya, sementara dia sendiri duduk manis dan ngeliat dari kejauhan.


Di setiap arc, Takasugi akan muncul di bagian akhir untuk mengungkap bahwa dialah dalang yang sesungguhnya. Entah gimana caranya, dia pasti punya koneksi dengan semua karakter villain yang muncul. Dia bisa tau ambisi gelap orang-orang, lantas memanfaatkannya untuk membuat kekacauan. Saat itu, mungkin kita nganggep Takasugi cuma cowo psycho yang suka bikin keributan. Keren sih, tapi jahat.

Lihat betapa sadis mukanya
Takasugi adalah salah satu pengguna pedang terhebat di Gintama. Mungkin dia adalah manusia terkuat nomer dua setelah Gintoki (amanto dan manusia immortal ga masuk hitungan). Selain kemampuan fisik, dia juga punya bakat memimpin. Dia udah memimpin Kiheitai sejak usia belasan tahun, terkenal atas kepandaiannya membuat strategi perang.

Dia juga punya semacam karisma yang bikin anak-anak buahnya respek dan sangat percaya sama dia. Pribadi yang pandai berkata-kata, sebagaimana Bansai dan Takechi mau direkrut jadi anggota Kiheitai setelah terpengaruh kata-katanya, bahkan Itou Kamotaro dan Okada Nizou juga mau bergerak setelah termakan bujuk rayunya (?).


Ngomong-ngomong, Takasugi bisa dibilang berwajah tamvan, terlepas dari segala tindak tanduk jahatnya. Sering masuk lima besar karakter favorit di Gintama, sering dideskripsikan punya banyak fans terutama dari kalangan cewe, dan pernah dinominasikan sebagai cowo ikemen, bersama dengan Hijikata dan Okita.

Menggali Takasugi lebih dalam (WARNING: SPOILER ALERT)
Sampe akhirnya di Shogun Assassination arc, karakter Takasugi yang sesungguhnya terungkap. Masa lalunya, motivasinya, alasan kenapa dia jadi jahat seperti sekarang, semuanya terungkap. Yoshida Shoyo adalah panutan utama di hidupnya. Takasugi memandang Shoyo lebih berharga dibanding nyawanya sendiri, bahkan dia rela dianiaya dan kemudian dibuang oleh keluarganya sendiri demi mengikut Shoyo. Tapi Shoyo terbunuh di tangan Gintoki, dan itu meninggalkan luka mendalam di hati Takasugi. Segitu terlukanya sampe-sampe dia berubah jadi rebel dan mengambil jalan yang salah demi membalaskan dendamnya. Sekarang semuanya jadi masuk akal, termasuk kenapa Takasugi sangat membenci Gintoki.

Pertarungan Takasugi dengan Gintoki di Shogun Assassination arc, meski brutal dan berdarah-darah, tapi udah bikin mereka berdua akhirnya saling memahami. Takasugi akhirnya sadar, bahwa apa yang dilakukan Gintoki itu adalah karena dia pengen melindungi apa yang berharga bagi Shoyo. Sebab itulah yang selalu diajarkan Shoyo ke Gin, lindungilah murid-murid Shoka Sonjuku, lindungilah temen-temenmu. Meski itu artinya Gin harus melangkahi mayat Shoyo sendiri. Meski Gin pun sama terlukanya dengan Takasugi ketika harus membunuh Shoyo dengan tangannya sendiri.


Takasugi juga menyadari kalo sampe saat ini dia masih murid Shoyo, ga peduli sejauh apa dia menyimpang. Akhirnya setelah pertarungan berakhir, Takasugi mampu berdamai dengan dirinya sendiri. Mengesampingkan ambisi menghancurkan dunia, dan memutuskan untuk melindungi apa yang berharga baginya.

Titik balik Takasugi, setelah dihajar Gintoki
Ditambah lagi Kiheitai dikhianati oleh Nobunobu dan sempet berada di ambang kehancuran. Akhirnya Takasugi dengan Gintoki beraliansi. Mereka udah ga saling membenci lagi, sebaliknya mereka bekerja sama untuk mengalahkan Utsuro. Seneng rasanya. Akhirnya, Takasugi bukan lagi seorang antagonis.

Sejak saat itu, Takasugi udah ga pake perban untuk menutupi mata kirinya. Mungkin ini terkesan ga penting, tapi menurutku terselip makna mendalam di balik perban yang dipake Takasugi. Menurut pendapatku, perban itu adalah kenangan atas kematian Shoyo. Tepat setelah Shoyo mati terbunuh, saat itu jugalah Takasugi kehilangan mata kirinya. Perban itu dia pake untuk menutup lukanya. Tapi bertahun-tahun udah berlalu, dan dia masih aja make perban itu meski (kita asumsikan) lukanya udah lama sembuh. Tujuannya apa? Biar dia selalu mengingat rasa sakit dan kehilangan saat Shoyo terbunuh, dengan demikian dia selalu ingat ambisinya untuk membalas dendam pada dunia.

Maso? Maybe. Luka di hati seharusnya udah bisa sembuh, kalo dia mau. Tapi dia terus-terusan menyayat luka yang seharusnya udah menutup dengan sendirinya, bahkan menabur garam di atasnya. Gimana ga sakit coba :(

Ketika Takasugi kehilangan mata kirinya
Tapi setelah bertarung dengan Gintoki, dia udah ga pake perban itu lagi. Apa artinya? Artinya, Takasugi udah memutuskan untuk melupakan luka lama. Dia biarkan luka itu menutup dan pulih. Inilah titik balik dalam perjalanan hidup Takasugi. Sebuah proses rekonsiliasi dengan diri sendiri, ucapkan terima kasih pada Gintoki.

Dan semakin ke sini, Gintama semakin menampilkan sisi manusiawi Takasugi. Dulu dia terkesan sangat kejam dan edgy, tapi sekarang kita bisa ngeliat kalo Takasugi itu sejatinya juga manusia biasa, dia bisa kesel, bisa bertingkah konyol, bisa terseret dalam kegeblekan temen-temennya. Seneng ngeliat pertengkaran konyolnya dengan Gin. Only Gin can make Takasugi lose his cool. Ga peduli sekejam dan semenakutkan apa pun Takasugi, dia pasti berubah childish setiap kali bersama Gintoki.

Takasugi dan Gintoki
Btw aku ngeship Takasugi sama Gintoki :))

Aku seneng ngeship dua orang yang punya hubungan rival, dan mereka berdua udah jadi rival sejak masih bocah kuprit. Semasa kecil, Takasugi suka nantangin Gintoki adu pedang. Takasugi kalah mulu, tapi dia keukeuh nantangin Gintoki meski dengan kondisi tubuh penuh luka. Sampe akhirnya Takasugi menang untuk pertama kalinya, dan Gintoki pun mengakuinya sebagai rival.


Lucu banget pas masih bocah :3
Di masa remaja, persaingan mereka semakin menjadi-jadi. Mereka sering berantem atas hal-hal bodoh. Gintoki suka banget ngeledekin Takasugi yang badannya pendek (padahal ‘takasugi’ dalam bahasa Jepang artinya ‘sangat tinggi’), dan mereka berdua sering berakhir ribut ga jelas. Bahkan Tatsuma bilang, ga ada yang bisa menghentikan mereka berdua kalo udah bertengkar. Walaupun begitu, dalam kondisi serius, mereka bisa jadi sangat kompak. Misalnya saat perang Joui.

Kalo udah begini ga ada yang bisa melerai. Zura mukanya biasa aja dong
Setelah Shoyo terbunuh, hubungan keduanya merenggang dan berubah jadi kebencian yang serius. Takasugi memilih balas dendam ke bakufu, sedangkan Gintoki memilih berdamai dengan masa lalu dan hidup tenang di Edo. Mereka jadi saling benci satu sama lain. Hubungan mereka jadi memilukan dan penuh aroma angst. Bikin nyesek di hati.

Untungnya sekarang Takasugi dan Gintoki udah kembali lagi seperti dulu. Udah ga saling benci lagi. Alih-alih memenuhi ambisinya untuk menghancurkan dunia, sekarang Takasugi satu tujuan dengan Gintoki. Dari villain, mungkin sekarang dia bisa disebut anti-hero.


Hubungan mereka juga udah balik lagi seperti dulu. Dibumbui perdebatan dan pertengkaran konyol yang justru bikin gemes. Ga peduli sekarang mereka udah hampir kepala tiga (atau emang udah, entahlah, umur mereka ga jelas berapa), kalo udah berantem tuh persis bocah. Childish abis.

Satu hal yang perlu dicatet, meski pernah saling benci dengan Gintoki, mereka berdua ga pernah kehilangan kepercayaan satu sama lain <3

Bertahan di tengah-tengah kegilaan
Aku salut sama Sorachi-sensei yang bisa menjaga image Takasugi tetep keren meski hidup di anime geblek macem Gintama. Takasugi mungkin satu-satunya karakter di Gintama yang nyaris ga pernah berbuat konyol. Pernah sih beberapa kali, kalo kamu cukup jeli. Misal waktu dia ikut-ikutan mlesetin “Abo” jadi “Aho” (bego). Atau waktu dia unexpectedly ngeludahin Tatsuma buat ngebales Gin dan Zura. Atau waktu dia ngirim kartu ucapan tahun baru ke Gin yang lebih mirip deklarasi perang. Atau waktu dia terpancing emosi dan ngeladenin Gintoki main petak umpet. Atau waktu dia nulis surat-surat tentang yakult, dan mentraktir Kiheitai ribuan yakult di pesta tahun baru. Dia juga pernah beliin Tatsuma yakult biar ga ribut mulu.


Masih ga habis pikir. Orang sekaliber Takasugi ternyata maniak yakult XD

Also, when you respect Takasugi, literally you have to create random character to make fun of him. Coba inget-inget siapa aja yang pernah ngecosplay jadi Takasugi, ngedubbing suaranya, nyamar jadi dia? Semuanya itu dilakukan Sorachi-sensei biar Gintama tetep lucu, tanpa mengurangi image keren seorang Takasugi Shinsuke. Bagaimana pun juga, Takasugi pernah jadi antagonis utama di Gintama. Kan ga etis kalo the mightiest emo edgelord dengan muka psycho kek dia dinistain.

Takasugi be like, I'll kill you all!!
Takasugi di ambang kematian
Sayangnya, sekarang Takasugi sakit-sakitan. Tubuhnya rusak. Dia bahkan bilang, waktunya ga akan lama lagi. Ditambah lagi nasib Takasugi masih digantung di manganya. Kita ga tau apakah Takasugi masih hidup atau udah mati waktu Gintama tamat nanti. Bahkan statusnya di Gintama Wiki aja sekarang ‘unknown’. Bukan alive, bukan pula deceased. Mana chapter 702 entah terbitnya kapan. Sedih ga sih digantung begini. Kasian Takasugi juga. Dia baru aja kembali ke jalan yang benar. Setidaknya berilah dia waktu buat menebus kesalahannya. Beri dia waktu untuk menyadari kalo dia punya rekan-rekan yang sayang sama dia. Beri dia waktu untuk menikmati hidup yang bahagia. He deserves a good life :(

Aku masih pengen ngeliat ekspresi Takasugi yang lepas dan bahagia seperti ini.

How precious :")
Yah, sekarang kita cuma bisa pasrah kepada yang mahakuasa Sorachi-sensei.

Okay, now I’m done with my rant.