Oikawa Tooru: The Struggle of Being an Ordinary
Lanjutan dari postingan tentang karakter Haikyuu favorit. Kemarin Futakuchi dan sekarang Oikawa. I do have a thing for bitchy-ass guys, eh? XD Gapapa deh, kebetulan hari ini adalah hari ulang tahun Oikawa, jadi bolehlah sekali-sekali ngomong yang baik-baik soal dia, setahun sekali, karena sepanjang tahun dia sering dibully XD
Pada dasarnya, Oikawa hebat bukan karena bakat, tapi karena dia berusaha jauh lebih keras dari semua orang. Awalnya, semua baik-baik aja. Pertandingan demi pertandingan dia menangkan. Tapi suatu hari, impian Oikawa untuk melaju ke kejuaraan voli nasional terhalang oleh dinding besar bernama Ushijima. Dinding itu terlalu kuat untuk dia hadapi. Ga peduli seberapa keras Oikawa dan timnya berjuang, satu set pun mereka ga pernah menang melawan tim Shiratorizawa. It's frustrating, okay :( Apalagi dengan sifat alaminya yang emang punya kemauan gede dan benci kekalahan, kemunculan Ushijima bener-bener bikin dia frustrasi.
Mulai dari sini, Oikawa jadi insecure. Stress. Panik. Saking pengennya mengalahkan Ushijima, dia sampe overworking. Akibatnya, permainannya malah jadi kacau, dan ujung-ujungnya, posisinya digantikan oleh Kageyama. Alih-alih mendinginkan kepala di bangku cadangan, kejadian ini malah bikin mental Oikawa jadi tambah down. Dia takut udah ga dibutuhin lagi dalam tim. Apalagi ada Kageyama yang lebih muda dan lebih berbakat, tanpa sadar Oikawa ngerasa kedatangan Kageyama bisa jadi ancaman besar buat dia.
Insiden dia hampir mukul Kageyama mungkin jadi penyebab terbesar kenapa banyak orang ga suka sama Oikawa. Tapi coba deh liat dari perspektif Oikawa. Sebagai seseorang yang bercita-cita pengen ke nasional, kamu berjuang mati-matian, kamu korbanin banyak hal, tapi selalu berujung pada kegagalan. Semua usaha dan kerja kerasmu seakan sia-sia karena kalah oleh orang lain yang lebih berbakat. Kamu pun mulai kehilangan harapan atas passionmu, atas sesuatu yang sangat kamu cintai. Saking frustrasinya, sampe pada titik di mana Oikawa kayak kehilangan akal sehat. Dan dia masih bocah SMP waktu itu, jadi wajar kalo kondisi mentalnya masih labil.
Dan kebetulan aja, waktu Oikawa berada tepat di titik puncak stress, salah satu penyebab stressnya (Kageyama) malah dateng minta diajarin serve dengan muka innocent (karena Kags emang ga tau apa-apa sih). Rasa takut, terancam, insecure, jealous, panik, semuanya bercampur jadi satu. Tanpa sadar, Oikawa membayangkan Kageyama sebagai setan yang sedang berusaha merebut posisinya. Tanpa sadar pula, tangan Oikawa tau-tau melayang hampir mukul Kageyama. Ucapkan terima kasih ke Iwa-chan, berkat dia, Oikawa batal jadi tersangka kasus penganiayaan. Iwa-chan jugalah yang berhasil bikin pemikirannya terbuka; bahwa satu tim voli itu ada enam orang, jadi ga seharusnya dia se-desperate itu menanggung semuanya sendirian. Ya, meski harus di-headbutt dulu sampe mimisan XD
Sebenernya, yang jadi permasalahan utamanya adalah bakat. Oikawa pernah bilang, "Talent is something you make bloom, instinct is something you polish." Translationnya agak bikin bingung sih, tapi sepengertian saya begini. Talent (才能/sainou) adalah bakat alami, sesuatu yang udah dimiliki oleh orang-orang tertentu sejak lahir, dan orang itu tinggal membuatnya "mekar" (you make it bloom). Sedangkan instinct (センス/sense) adalah kemampuan yang kamu peroleh melalui usahamu sendiri, dengan cara belajar, berlatih, dll. Kemampuan itu harus terus menerus diasah supaya bisa berkembang (something you polish). CMIIW. Tapi terlepas dari terjemahan detailnya, secara garis besar Oikawa cuma mau billang, ga peduli apakah seseorang punya bakat atau engga, asalkan mau berusaha, ga ada yang ga mungkin!
//kok saya berasa kek lagi ngasih ceramah motivasi//
Oikawa sadar betul kalo orang-orang
hebat seperti Ushijima dan Kageyama dianugerahi bakat alami (talent), sedangkan dirinya engga. Sejak lahir, level mereka udah beda. Ga adil, emang. Tapi dia percaya yang namanya kemampuan (instinct?) itu bisa dia tumbuhkan sendiri. Makanya orang yang biasa-biasa aja seperti dia, harus
bekerja lebih keras demi mengalahkan orang-orang yang lebih beruntung seperti
Ushijima dan Kageyama.
Bukan berarti saya bilang kalo Ushi dan Kags cuma ngandelin bakat. Mereka juga bekerja keras kok, tapi mereka tentunya bisa menguasai sesuatu lebih cepat dari orang biasa, bisa melakukan hal-hal amazing yang ga bisa dilakukan orang biasa, kek gitu. Dan orang biasa harus berusaha berkali-kali lipat supaya bisa setara dengan mereka.
Sejak insiden dia disundul sama Iwa-chan, Oikawa perlahan mulai bisa nerima. Iya, aku ga berbakat, aku ga akan bisa setara sama Ushijima dalam kemampuan individual. Tapi, Oikawa mengambil sikap yang tepat. Alih-alih menyerah dan mengeluh atas dunia yang ga adil, dia move on (?), berdamai dengan dirinya sendiri, bangkit dan berusaha mendobrak segala batas yang dia miliki. Selama dia masih mampu, dia akan berusaha melakukan yang terbaik demi menggapai keinginannya.
Begitulah, saudara-saudara. Oikawa ini sebenernya karakter yang sangat kompleks, dalem, dan menurut saya he’s perfect in his imperfection. Dia ini cuma manusia biasa. Dia ngeselin. Dia rese. Dia banyak cacatnya. Pernah gagal, pernah stress. Tapi kita tau kalo itu semua adalah bagian dari karakternya. Kekurangan-kekurangan itu berperan banyak dalam membentuk Oikawa The Great King yang kita kenal saat ini. Dan keseluruhan karakternya dikemas dengan baik, dengan sangat manusiawi. He’s actually a great, well-written character <3
pengen kutampol |
(warning: mulai dari sini mengandung spoiler post-timeskip)
Ga nyangka sekarang Oikawa beneran dijadiin
anggota resmi tim voli (UPCN San Juan?) Argentina, for real guys. Dia
bener-bener diperlakukan kek manusia. Dibikinin jerseynya, diajak foto bareng
setim (mereka beneran ngedit fotonya dong T_T), sampe pelatihnya bikin video
penyambutan khusus dan bilang kalo mereka seneng sekarang punya pemain asal
Jepang wkwkwk. Ga ngerti lagi deh sama karakter satu ini. Saya cuma bisa
geleng-geleng kepala sambil facepalm. Ga salah saya memilih husbu :3